Sabtu, 28 September 2019

Sejarah dan Asal usul daerah Tengki

Suatu ketika ada seorang warga yang berasal dari china sedang menelusuri hutan. Ia menelusuri hutan dengan tujuan mencari tempat untuk meneruskan kehidupanya, sehingga dia pun menelusuri berbagai hutan. Beliau mendirikan gubug kecil sebagai tempat istirahat dikala rasa penat dan lelah menjeratnya di pinggir hutan. Nama beliau yaitu “Tengsen”. Beliau selalu di terangi oleh lampu gantung yang di bawanya kala itu Ketika beliau datang ke hutan ini. Setiap hari beliau menjual hasil hutannya kepasar demi memenuhi kebutuhan sehar-hari. Karena pada saat itu di hutan beluma ada penghuninya maka tak heran jika disetiap beliau pergi tak pernah lupa membawa lampu gantung itu yang mana fungsinya sebagai penerang jalannya.

                  Pada suatu ketika saat beliau berjualan di pasar, barang dagangan yang dijual hari sebelumnya masih tersisa, pasti akan di jual kembali pada pagi hari selanjutnya. Begitupun juga untuk seterusnya. Dan saat itu juga beliau mengajak beberapa temannya untuk berkunjung kerumahnya itu. Disana, temannya pun bertanya kepada tuan Tengsen tentang barang dagangan yang kemarin tersisa dari jualannya itu, lalu tuan Tengsen pun menjawabnya “Barang ini akan di jual lagi ketika pagi nanti di saat ku berjualan dipasar”.

                  Seiring berjalannya waktu, usia tuan Tengsen pun terus bertambah, hingga beliau mulai beranjak ke usia yang tua dan sudah mulai tidak sanggup lagi untuk berjualan dikarenakan sering mengalami rasa sakit pada fisiknya. Lalu, dikala tuan Tengsen sakit dan sebelum meninggal, beliau sempat bepesan kepada beberapa  temannya tersebut untuk menamai Hutan tersebut menjadi suatu desa yang bernama “Desa Tengki” yang mana artinya dalam bahasa jawa yaitu “Ora Enteng Nganggo Sekiki” atau bias juga diartikan “jika tidak habis untuk besoknya lagi”. Setelah beliau meninggal, kemudian mulailah banyak orang yang berdatangan dan menetap di Desa Tengki itu. Sehingga yang dulunya hutan belantara menjadi sebuah pemukiman warga yang mayoritas penduduknya adalah Petani.

                  Namun ada cerita lain yang mengatakan bahwa Desa Tengki terbentuk karena pada saat itu ada orang keturunan Arab yang membawa lentera minyak. Lentera tersebut menjadi bahan rebutan antara orang Arab dengan orang Cina. Adapula orang yang mengatakan bahwa pada zaman dahulu tentara Belanda membawa Tank dan bertempur di hutan tersebut hingga Desa Tengki Banyak mengandung Istilah Yaitu yang Pertama TENGKI yang berarti “Ora teng go sekiki”. Yang kedua TENGKI yang berarti “Teng nggo saiki” dan yang ketiga TENGKI yang berarti tempat minyak yaitu (Tangki) dan mobil Tank yang lama kelamaan berubah menjadi Tengki. Tentunya cerita yang benar maupun salah itu tergantung dari kepercayaan diri kita masing-masing.

Sejarah dan Asal Usul daerah PasarBatang

Pada zaman dahulu kala di daerah Brebes termasuk jajahan Belanda. Suatu hari seorang pemimpin penduduk dari daerah Sawojajar berusaha untuk menyulut semangat rakyat untuk melawan penjajah tersebut,kemudian rakyat tersebut pun berbondog bondong menuju markas para penjajah tersebut,sesampainya di daerah pemali dekat Pendopo Brebes rombongan rakyat Sawojajar tersebut bertemu dengan rombongan rakyat lain dari daerah yang sekarang bernama Kauman yang di pimpin oleh seorang tokoh agama/kyai. Taklama kemudian mereka sampai tempat tujuan dan peperangan pun pecah,para rombongan berperang gagah tangguh,dengan alat seadanya meskipun dengan alat bambu runcing dan parang tajam yang sederhana mereka dapat melumpuhkan sebangai pasukan. Mereka   menebas kepala Belanda tanpa ampun dan menusuk seruncing bambu agar menancap di tubuh para penjajah hingga mati perlahan. Setelah hampir sebagian sebagian besar penjajah hampir kalah,Belanda pun meminta bantuan kepada para pasukan terdekat di beberapa daerah untuk bergabung dan membawa senapan mesin,disinilah para pahlawan kita kwalahan  mundur mencari perlindungan dan banyak para rakyat yang tewas karena senjata penjajah tersebut. Dan para pejuang yang masih hidup itu berlari kearah Utara yang kebetulan sebabian daerah tersebut bekas hutan yang dijadikan tanah lapak yang luas dan masih sedikit orang yang menetap disana,sebagian bersembunyi sebagian lagi menjaga daerah belakang,deapan,dan samping. Tetapi bagai manapun tenaga para pejuang tiada berdaya karena kekurangan stok makanan dan kurangnya istirahat. Akhirnya pun sebagian dari yang tersisa tertangkap dan dibunuh dengan sadisnya,kekalahan para pejuang pun tidak terrelakan lagi ,banyak mayat manusia yang bergeletakan di sana sini. Pada akhirnya daerah yang penuh mayat manusia tersebut banyak sekali tergeletak seperti pasar mayat,lambat laun daerah tersebut di penuhi penduduk dan mereka menyebut daerah tersebut dengan “PASARBATANG”, “PASAR” yang berarti tempat ramai,sedangkan “BATANG” berarti bangkai atau mayat.